Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Hari Tani Nasional

Gambar
September 2019 Bertepatan dengan Hari Tani Nasional, juga keresahan dan kesedihan atas berbagai rentetan peristiwa konflik agraria yang banyak terjadi, berbagai peristiwa perampasan lahan hingga tindakan kriminaslisasi dan represif yang dilakukan oleh oknum aparat kepada petani. Ditambah pula penderitaan rakyat terutama petani, yaitu RUU Pertanahan yang saya lihat bahwa dalam RUU tersebut sangat membebani dan tidak berpihak pada rakyat. Sehingga, berdasarkan latar belakang dan keresahan tersebut. Saya mengungkapkan berbagai rasa yang saya alami melalui karya kecil berupa ilustrasi gambar dan sebuah puisi. Empat Titik Nol dan Petani Aku tak pandai bersajak penuh amarah Ingin langsung hunuskan belati ke hatimu Sore itu dia menemuiku di padang rumput Samping bangunan pabrik kala aku sibuk dengan tali tambang dan arit Sesekali dia memanggil namaku dan menenteng sebuah kabar Kabar bahwa perluasan lahan pabrik semestinya harus mengubur lahan sawahku Sawahku masih hidup dan mengh

Baca Saja Dulu

Memulai membuka portal dunia luar Mengusap setiap baris surat kabar Beberapa hutan dikabarkan tewas Aku turut berbela sungkawa Sisi lain menerangkan bahwa Beberapa anak sekolah mengambil cuti Karena ilmu yang mereka serap bercampur asap Sisi lain menyebutkan bahwa bandara mulai tutup Sang pilot tidak bisa menyetir jika jarak pandang hanya satu inchi Beberapa memberiku sebuah gambar Bukan lukisan indah nan estetik Namun gambar tumbuhan dan bangkai hewan menghitam Semua warna pudar Sejuknya hijau berubah hitam pekat panas Emosionalku mulai bereaksi Kapan untuk memulihkan kembali kesejukan ini ? Butuh berapa puluh, ratus, ribu tahun lagi Bagiku, bumi adalah ibu Kini kulihat bahwa ibuku telah sekarat Terlalu banyak ekspoitasi bagai pemerkosa Yang menggerogoti dan membakar Isi perut dan suburnya rambut sang ibu Maafkan aku ibu !!! Bagaimana aku bisa hidup jika tanpa kasih sayangmu Kembalilah sehat, ibu Tolong kembalilah sehat Aku ing

MERAJUT HARAPAN PEKERJA JALANAN

Redup matahari menyambut Bergegas mencari penghidupan Ikhlas pekerjaan terselesaikan Keringat bercampur semburan asap bus antar kota Bak cumi-cumi, gurita dan sotong melepaskan tinta hitam Bau pembakaran solar menjadi parfum Redup cahaya lampu jalan Bising gema mesin diesel Semerbak pesing sudut bangunan Debu dan asap makin akrab Dengan para pekerja Jika anda produsen produk perawatan kulit Mereka sepertinya butuh Guna merawat kulit mereka Namun ternyata mereka lebih butuh Sandang, pangan dan papan untuk keluarga kecil Tak lupa sebatang dua batang rokok Supaya sepah di mulut terselesaikan Keras tak jauh beda dari karang Lama bersua dengan penajaja rokok Beranjak dari gelapnya terminal dan area industri Turut melebur dalam riuhnya alun-alun Kerlap-kerlip lampu gedung Fasilitas mantap punya Ruang publik untuk rakyat, kata mereka Terbaring sejenak di kursi taman kota Lantas, dipindah paksa petugas Berjalan dalam gelap lorong